Gambar Gerbang KKLD Gili Sulat-Gili Lawang
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat dan Gili Lawang
adalah dua pulau di sebelah Timur bagian Utara Pulau Lombok yang secara administratif
termasuk wilayah Kecamatan Sambelia,
Kabupaten Lombok Timur,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan konservasi Laut Daerah Gili Sulat –
Gili Lawang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur
nomor 10 tahun 2006 tentang konservasi laut daerah pasal 6 point (1) Kawasan
Konsevasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat – Gili Lawang meliputi perairan Gili Sulat dan Gili Lawang di bagian utara
Selat Alas dengan luas 1.206 ha, terdiri atas dua zona inti, zona penyangga dan
zona pemanfaatan.
Peraturan Daerah tersebut tidak merincikan luas
masing-masing zone, Menurut Ampou dkk., 2008, di Kawasan Konservasi Laut Daerah, luas
Gili Lawang 669.174 Ha dan Gili Sulat luasnya 909.003 Ha, dikatakan bahwa 30 %
wilayah yang termasuk dalam kategori “no
take zone” luasnya adalah 473.221 Ha.
Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili
Sulat-Gili Lawang seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok
Timur Nomor 10 Tahun 2006, sudah ditetapkan batasan-batasan zona inti
yaitu zona inti I di Gili Lawang dengan
titik-titik koordinatnya adalah a) Sebelah Barat Utara 8o16’42” Lintang Selatan dan 116o41’42,5”
Bujur Timur, b) Sebelah Barat Selatan 8o17’28,6” Lintang Selatan dan
116o41’15,9” Bujur Timur, c) Sebelah Timur Utara 8o18’27,5”
Lintang Selatan dan 116o43’03,7” Bujur Timur, d) Sebelah Timur
Selatan 8o18’41” Lintang
Selatan dan 116o42’34,7” Bujur Timur, dan zona inti II terletak di
Gili Sulat dengan titik-titik koordinat berada di: a) Sebelah Barat Utara 8o18’34,2” Lintang Selatan dan 116o43’12,7”
Bujur Timur, b) Sebelah Barat Selatan 8o18’55,0” Lintang Selatan dan
116o42’39,3” Bujur Timur, c) Sebelah Timur Utara 8o20’25,3”
Lintang Selatan dan 116o45’02,7” Bujur Timur, d) Sebelah Timur
Selatan 8o20’53,4” Lintang
Selatan dan 116o44’50,8” Bujur Timur. Di dalam Zona inti sudah seharusnya
diupayakan seminimal mungkin intervensi manusia. Tetapi saat survei pendahuluan
masih terlihat adanya nelayan yang masuk di area zona tersebut.
Hasil penelitian Hilyana (2011), diperoleh luas
dari masing-masing zonasi KKLD Gili Sulat – Gili Lawang yaitu zona inti seluas
193,83 ha, zona perlindungan seluas 1.010,85 ha, zona pemanfaatan terbatas
108,00 ha, zona rehabilitasi 93,11 ha, dan perairan lainnya seluas 1.726,00 ha.
Berdasarkan perhitungan
dari citra satelit Ikonos luasan Gili Sulat adalah luas pulau 6.940.466 m2
(694 ha), panjang garis pantai 13.069 m (13 km). Tutupan lahan Gili Sulat
seperti pada Tabel di bawah ini.
Tutupan Lahan Gili Sulat
No.
|
Tipe Lahan
|
Luas (ha)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Belukar
Karang
Penghalang
Mangrove
Padang
Lamun
Pasir
Rataan
Terumbu Karang
Tanah
Terbuka
|
2.409
2.236
641.630
47.599
0.775
178.688
35.666
|
Total
|
909.003
|
Sumber: Hasil studi identifikasi KKLD
Lombok Timur (Anonim, 2002).
Luasan Gili Lawang
berdasarkan perhitungan dari citra satelit Ikonos adalah luas pulau 4.384.638 m2
(438 ha), panjang garis pantai 9.856 m (9.9 km). Tutupan lahan Gili Lawang
seperti pada Tabel dibawah ini:
Tutupan Lahan Gili Lawang
No.
|
Tipe Lahan
|
Luas (ha)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
Belukar
Karang
Penghalang
Laguna
Mangrove
Padang
Lamun
Pasir
Rataan
Terumbu Karang
Tanah
Terbuka
|
21.367
5.996
13.028
369.023
35.685
1.932
181.254
40.892
|
Total
|
669.174
|
Sumber: Hasil studi
identifikasi KKLD Lombok Timur (Anonim, 2002).
Ekosistem
di Kawasan Konservasi Laut Daerah Gili Sulat dan Gili Lawang
Tiga ekosistem pesisir yang
terdapat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Gili Sulat dan Gili Lawang yaitu
ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang.
Berdasarkan hasil monitoring Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) pada 3
tahun berturut-turut (2007 – 2009), jenis mangrove yang ditemukan di kawasan
tersebut terdiri dari Aegiceras
corniculatum, Aegiceras floridum, Avicenia marina, Bruguiera gymnorrhiza,
Pemphis acidula, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora
stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, dan Xylocarpus mekongensis. Jenis mangrove lainnya (mangrove ikutan)
juga ditemukan di kedua Gili Sulat dan Gili Lawang, yaitu Acanthus ilicifolius, Ipomoea pescaprae, Spinifex littoreus, Thespesia
populnea, Hibiscus tiliaceus, Pongamia pinnata, dan Sesuvium portulacastrum. Vegetasi mangrove hampir menutupi seluruh
bagian Gili Sulat maupun Gili Lawang. Untuk mendukung kegiatan ekowisata
terdapat boardwalk dan shelter yang dibangun di Gili Sulat.
Tetapi berdasarkan hasil survey penulis saat ini sarana pendukung tersebut
dalam kondisi rusak, papan penyusun struktur boardwalk tersebut banyak yang hilang.
Ekosistem padang lamun
yang terdapat di KKLD Gili Sulat dan Gili Lawang terdiri dari 8 jenis lamun
yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea
rotundata, Enhalus acoroides, Holophila ovalis, Cymodocea serrulata,
Thalassodendron ciliatum, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium (Ampau dan Yusuf, 2008).
Ekosistem terumbu karang
yang terdapat di KKLD Gili Sulat dan Gili Lawang menurut Ampau dan Yusuf (2007)
dikatakan bahwa distribusi terumbu karang secara umum terdapat 17 jenis kategori Benthic
life form, dengan variasi terbanyak pada Site I Gili Sulat pada
kedalaman 0 – 15 m dan Site IV
Gili Lawang pada kedalaman 0 – 20 m. Dari
total luas Kawasan Konservasi Laut Daerah pulau Gili Lawang : 669.174 Ha
dan Gili Sulat : 909.003 Ha, 30 % wilayah yang
termasuk dalam kategori “no take zone” yaitu : 473.221 Ha.
Jenis-jenis karang yang terdapat di kawasan Gili
Lawang adalah Stilophora pistillata,
Acropora microphthalma, Acropora nobili, Acropora subglabra, Acropora formosa,
Porites cylindrical, Millepora sp., dan Distihopora sp. Jenis-jenis karang
yang terdapat di kawasan Gili Sulat adalah Montipora
aequituberculata, Pectinia alcicormis, Polites cylindrical, Pavona clavus,
Acropora lovelli, Acropora cytherea, Acropora humilis, Stylophora pistillata,
Dendronephua sp., Nepthea sp., dan Syimphillia radians (Ampau
dan Yusuf,
2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar