Kamis, 07 November 2013

PROFIL GILI SULAT

Gambar Gerbang KKLD Gili Sulat-Gili Lawang

Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat dan Gili Lawang adalah dua pulau di sebelah Timur bagian Utara Pulau Lombok yang secara administratif  termasuk wilayah Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan konservasi Laut Daerah Gili Sulat – Gili Lawang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur nomor 10 tahun 2006 tentang konservasi laut daerah pasal 6 point (1) Kawasan Konsevasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat – Gili Lawang meliputi perairan  Gili Sulat dan Gili Lawang di bagian utara Selat Alas dengan luas 1.206 ha, terdiri atas dua zona inti, zona penyangga dan zona pemanfaatan.

Peraturan Daerah tersebut tidak merincikan luas masing-masing zone, Menurut Ampou dkk., 2008, di Kawasan Konservasi Laut Daerah, luas Gili Lawang 669.174 Ha dan Gili Sulat luasnya 909.003 Ha, dikatakan bahwa 30 % wilayah yang termasuk dalam kategori “no take zone” luasnya adalah 473.221 Ha.


Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Gili Sulat-Gili Lawang seperti yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 10 Tahun 2006, sudah ditetapkan batasan-batasan zona inti yaitu  zona inti I di Gili Lawang dengan titik-titik koordinatnya adalah a) Sebelah Barat Utara  8o16’42” Lintang Selatan dan 116o41’42,5” Bujur Timur, b) Sebelah Barat Selatan 8o17’28,6” Lintang Selatan dan 116o41’15,9” Bujur Timur, c) Sebelah Timur Utara 8o18’27,5” Lintang Selatan dan 116o43’03,7” Bujur Timur, d) Sebelah Timur Selatan  8o18’41” Lintang Selatan dan 116o42’34,7” Bujur Timur, dan zona inti II terletak di Gili Sulat dengan titik-titik koordinat berada di:   a) Sebelah Barat Utara  8o18’34,2” Lintang Selatan dan 116o43’12,7” Bujur Timur, b) Sebelah Barat Selatan 8o18’55,0” Lintang Selatan dan 116o42’39,3” Bujur Timur, c) Sebelah Timur Utara 8o20’25,3” Lintang Selatan dan 116o45’02,7” Bujur Timur, d) Sebelah Timur Selatan  8o20’53,4” Lintang Selatan dan 116o44’50,8” Bujur Timur.  Di dalam Zona inti sudah seharusnya diupayakan seminimal mungkin intervensi manusia. Tetapi saat survei pendahuluan masih terlihat adanya nelayan yang masuk di area zona tersebut.
Hasil penelitian Hilyana (2011), diperoleh luas dari masing-masing zonasi KKLD Gili Sulat – Gili Lawang yaitu zona inti seluas 193,83 ha, zona perlindungan seluas 1.010,85 ha, zona pemanfaatan terbatas 108,00 ha, zona rehabilitasi 93,11 ha, dan perairan lainnya seluas 1.726,00 ha.
Berdasarkan perhitungan dari citra satelit Ikonos luasan Gili Sulat adalah luas pulau 6.940.466 m2 (694 ha), panjang garis pantai 13.069 m (13 km). Tutupan lahan Gili Sulat seperti pada Tabel di bawah ini.
Tutupan Lahan Gili Sulat
No.
Tipe Lahan
Luas (ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Belukar
Karang Penghalang
Mangrove
Padang Lamun
Pasir
Rataan Terumbu Karang
Tanah Terbuka
2.409
2.236
641.630
47.599
0.775
178.688
35.666
Total
909.003
Sumber: Hasil studi identifikasi KKLD Lombok Timur (Anonim, 2002).

Luasan Gili Lawang berdasarkan perhitungan dari citra satelit Ikonos adalah luas pulau 4.384.638 m2 (438 ha), panjang garis pantai 9.856 m (9.9 km). Tutupan lahan Gili Lawang seperti pada Tabel dibawah ini:
Tutupan Lahan Gili Lawang
No.
Tipe Lahan
Luas (ha)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belukar
Karang Penghalang
Laguna
Mangrove
Padang Lamun
Pasir
Rataan Terumbu Karang
Tanah Terbuka
21.367
5.996
13.028
369.023
35.685
1.932
181.254
40.892
Total
669.174
Sumber: Hasil studi identifikasi KKLD Lombok Timur (Anonim, 2002).

Ekosistem di Kawasan Konservasi Laut Daerah Gili Sulat dan Gili Lawang
Tiga ekosistem pesisir yang terdapat di Kawasan Konservasi Laut Daerah Gili Sulat dan Gili Lawang yaitu ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Berdasarkan hasil monitoring Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROK) pada 3 tahun berturut-turut (2007 – 2009), jenis mangrove yang ditemukan di kawasan tersebut terdiri dari Aegiceras corniculatum, Aegiceras floridum, Avicenia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Pemphis acidula, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, dan Xylocarpus mekongensis. Jenis mangrove lainnya (mangrove ikutan) juga ditemukan di kedua Gili Sulat dan Gili Lawang, yaitu Acanthus ilicifolius, Ipomoea pescaprae, Spinifex littoreus, Thespesia populnea, Hibiscus tiliaceus, Pongamia pinnata, dan Sesuvium portulacastrum. Vegetasi mangrove hampir menutupi seluruh bagian Gili Sulat maupun Gili Lawang. Untuk mendukung kegiatan ekowisata terdapat boardwalk dan shelter yang dibangun di Gili Sulat. Tetapi berdasarkan hasil survey penulis saat ini sarana pendukung tersebut dalam kondisi rusak, papan penyusun struktur boardwalk tersebut banyak yang hilang.
Ekosistem padang lamun yang terdapat di KKLD Gili Sulat dan Gili Lawang terdiri dari 8 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Holophila ovalis, Cymodocea serrulata, Thalassodendron ciliatum, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium (Ampau dan Yusuf, 2008).
Ekosistem terumbu karang yang terdapat di KKLD Gili Sulat dan Gili Lawang menurut Ampau dan Yusuf (2007) dikatakan bahwa distribusi terumbu karang secara umum terdapat 17 jenis kategori Benthic life form, dengan variasi terbanyak pada Site I Gili Sulat pada kedalaman 0 – 15 m dan Site IV Gili Lawang pada kedalaman 0 – 20 m. Dari total luas Kawasan Konservasi Laut Daerah pulau Gili Lawang : 669.174 Ha dan Gili Sulat : 909.003 Ha, 30 % wilayah yang termasuk dalam kategori “no take zone” yaitu : 473.221 Ha.
Jenis-jenis karang yang terdapat di kawasan Gili Lawang adalah Stilophora pistillata, Acropora microphthalma, Acropora nobili, Acropora subglabra, Acropora formosa, Porites cylindrical, Millepora sp., dan Distihopora sp. Jenis-jenis karang yang terdapat di kawasan Gili Sulat adalah Montipora aequituberculata, Pectinia alcicormis, Polites cylindrical, Pavona clavus, Acropora lovelli, Acropora cytherea, Acropora humilis, Stylophora pistillata, Dendronephua sp., Nepthea sp., dan Syimphillia radians (Ampau dan Yusuf, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar